00.25 | Posted in

Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga : (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, (2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh SWT, dengan membaca firman Nya,lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.
Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumikekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim.Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderungmengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ilawajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi
8. Cinta kulfah..yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Category:
��
00.07 | Posted in
Secara fitrah, menikah akan memberikan ketenangan (ithmi’nân/thuma’nînah)bagi setiap manusia, asalkan pernikahannya dilakukan sesuai dengan aturanAllah Swt., Zat Yang mencurahkan cinta dan kasih-sayang kepada manusia.Hampir setiap Mukmin mempunyai harapan yang sama tentang keluarganya, yaituingin bahagia; sakînah mawaddah warahmah. Namun, sebagian orang menganggap bahwa menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah serta langgeng adalah hal yang tidak gampang.
Fakta-fakta buruk kehidupan rumah tangga yang terjadi di masyarakat seolah makin mengokohkan asumsi sulitnya menjalani kehidupan rumah tangga. Bahkan, tidak jarang, sebagian orang menjadi enggan menikah atau menunda-nunda pernikahannya.Menikahlah, Karena Itu Ibadah Sesungguhnya menikah itu bukanlah sesuatu yang menakutkan, hanya memerlukan perhitungan cermat dan persiapan matang saja, agar tidak menimbulkan penyesalan.
Sebagai risalah yang syâmil (menyeluruh) dan kâmil (sempurna),Islam telah memberikan tuntunan tentang tujuan pernikahan yang harus dipahami oleh kaum Muslim. Tujuannya adalah agar pernikahan itu berkah danbernilai ibadah serta benar-benar memberikan ketenangan bagi suami-istri.Dengan itu akan terwujud keluarga yang bahagia dan langgeng. Hal ini bisa diraih jika pernikahan itu dibangun atas dasar pemahaman Islam yang benar.Menikah hendaknya diniatkan untuk mengikuti sunnah Rasullullah saw.,melanjutkan keturunan, dan menjaga kehormatan. Menikah juga hendaknya ditujukan sebagai sarana dakwah, meneguhkan iman, dan menjaga kehormatan.Pernikahan merupakan sarana dakwah suami terhadap istri atau sebaliknya,juga dakwah terhadap keluarga keduanya, karena pernikahan berarti pulamempertautkan hubungan dua keluarga. Dengan begitu, jaringan persaudaraan dan kekerabatan pun semakin luas. Ini berarti, sarana dakwah juga bertambah.
Pada skala yang lebih luas, pernikahan islami yang sukses tentuakan menjadi pilar penopang dan pengokoh perjuangan dakwah Islam, sekaligus tempat bersemainya kader-kader perjuangan dakwah masa depan.Inilah tujuan pernikahan yang seharusnya menjadi pijakan setiap Muslim saat akan menikah. Karena itu, siapa pun yang akan menikah hendaknya betul-betul mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk meraih tujuan pernikahan seperti yang telah digariskan Islam. Setidaknya, setiap Muslim, laki-laki dan perempuan, harus memahami konsep-konsep pernikahan islami seperti: aturan Islam tentang posisi dan peran suami dan istri dalam keluarga, hak dan kewajiban suami-istri, serta kewajiban orangtua dan hak-hak anak; hukum seputar kehamilan, nasab, penyusuan, pengasuhan anak, serta pendidikan anak dalam Islam; ketentuan Islam tentang peran Muslimah sebagai istri, ibu, dan manajer rumah tangga, juga perannya sebagai bagian dari umat Islam secara keseluruhan, serta bagaimana jika kewajiban-kewajiban itu berbenturan pada saat yang sama; hukum seputar nafkah, waris, talak (cerai), rujuk, gugat cerai, hubungan dengan orangtua dan mertua, dan sebagainya. Semua itu membutuhkan penguasaan hukum-hukum Islam secara menyeluruh oleh pasangan yang akan menikah. Artinya, menikah itu harus didasarkan pada ilmu.
Jadilah Sahabat yang Menyenangkan Pernikahan pada dasarnya merupakan akad antara laki-laki dan perempuan untuk membangun rumahtangga sebagai suami-istri sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Sesungguhnya kehidupan rumah tangga dalam Islam adalah kehidupan persahabatan. Suami adalah sahabat karib bagi istrinya, begitupula sebaliknya. Keduanya benar-benar seperti dua sahabat karib yang siap berbagi suka dan duka bersama dalam menjalani kehidupan pernikahan merekademi meraih tujuan yang diridhai Allah Swt.
Istri bukanlah sekadar partnerkerja bagi suami, apalagi bawahan atau pegawai yang bekerja pada suami.Istri adalah sahabat, belahan jiwa, dan tempat curahan hati suaminya.Islam telah menjadikan istri sebagai tempat yang penuh ketenteraman bagisuaminya.
Allah Swt. berfirman:Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya. (QS ar-Rum [30]: 21).Maka dari itu, sudah selayaknya suami akan merasa tenteram dan damai jikaada di sisi istrinya, demikian pula sebaliknya. Suami akan selalu cenderung dan ingin berdekatan dengan istrinya. Di sisi istrinya, suami akan selalumendapat semangat baru untuk terus menapaki jalan dakwah, demikian pula sebaliknya. Keduanya akan saling tertarik dan cenderung kepada pasangannya,bukan saling menjauh. Keduanya akan saling menasihati, bukan mencela;saling menguatkan, bukan melemahkan; saling membantu, bukan bersaing.Keduanya pun selalu siap berproses bersama meningkatkan kualitas ketakwaannya demi meraih kemulian di sisi-Nya.
Mereka berdua berharap,Allah Swt. berkenan mengumpulkan keduanya di surga kelak. Ini berarti,tabiat asli kehidupan rumah tangga dalam Islam adalah ithmi’nân/tuma’ninah(ketenangan dan ketentraman). Walhasil, kehidupan pernikahan yang ideal adalah terjalinnya kehidupan persahabatan antara suami dan istri yang mampumemberikan ketenangan dan ketenteraman bagi keduanya.Untuk menjamin teraihnya ketengan dan ketenteraman tersebut, Islam telah menetapkan serangkaian aturan tentang hak dan kewajiban suami-istri. Jikaseluruh hak dan kewajiban itu dijalankan secara benar, terwujudnya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah adalah suatu keniscayaan.Bersabar atas Kekurangan PasanganKerap terjadi, kenyataan hidup tidak seindah harapan. Begitu pula dengan kehidupan rumah tangga, tidak selamanya berlangsung tenang. Adakalanya kehidupan suami-istri itu dihadapkan pada berbagai problem baik kecilataupun besar, yang bisa mengusik ketenangan keluarga. Penyebabnya sangatberagam; bisa karena kurangnya komunikasi antara suami-istri, suami kurang makruf terhadap istri, atau suami kurang perhatian kepada istri dananak-anak; istri yang kurang pandai dan kurang kreatif menjalankan fungsinya sebagai istri, ibu, dan manajer rumahtangga; karena adanya kesalah pahaman dengan mertua; atau suami yang ‘kurang serius’ atau ‘kurangulet’ mencari nafkah. Penyebab lainnya adalah karena tingkat pemahaman agama yang tidak seimbang antara suami-istri; tidak jarang pula karena dipicu oleh suami atau istri yang selingkuh, dan lain-lain.
Sesungguhnya Islam tidak menafikan adanya kemungkinan terusiknya ketenteraman dalam kehidupan rumah tangga. Sebab, secara alami, setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti dihadapkan pada berbagai persoalan.Hanya saja, seorang Muslim yang kokoh imannya akan senantiasa yakin bahwa Islam pasti mampu memecahkan semua problem kehidupannya. Oleh karena itu,dia akan senantiasa siap menghadapi problem tersebut, dengan menyempurnakan ikhtiar untuk mencari solusinya dari Islam, seiring dengan doa-doanya kepada Allah Swt. Sembari berharap, Allah memudahkan penyelesaian segala urusannya.Keluarga yang sakinah mawaddah warahmah bukan berarti tidak pernahmenghadapi masalah. Yang dimaksud adalah keluarga yang dibangun atas landasan Islam, dengan suami-istri sama-sama menyadari bahwa mereka menikah adalah untuk ibadah dan untuk menjadi pilar yang mengokohkan
perjuanganIslam.
Mereka siap menghadapi masalah apapun yang menimpa rumahtanggamereka. Sebab, mereka tahu jalan keluar apa yang harus ditempuh denganbimbingan Islam.Islam telah mengajarkan bahwa manusia bukanlah malaikat yang selalu taatkepada Allah, tidak pula ma’shûm (terpelihara dari berbuat maksiat) sepertihalnya para nabi dan para rasul. Manusia adalah hamba Al
lah yang memilikipeluang untuk melakukan kesalahan dan menjadi tempat berkumpulnya banyakkekurangan. Pasangan kita (suami atau istri) pun demikian, memiliki banyakkekurangan. Karena itu, kadangkala apa yang dilakukan dan ditampakkan olehpasangan kita tidak seperti gambaran ideal yang kita harapkan. Dalamkondisi demikian, maka sikap yang harus dia
mbil adalah bersabar!Sabar adalah salah satu penampakan akhlak yang mulia, yaitu wujud ketaatanhamba terhadap perintah dan larangan Allah Swt. Sabar adalah bagian hukumsy
ariat yang diperintahkan oleh Islam. (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 153; QSaz-Zumar [39]: 10).Makna kesabaran yang dimaksudkan adalah kesabaran seorang Mukmin dalamrangka ketaatan kepada Allah; dalam menjalankan seluruh perintah-Nya; dalamupaya menjauhi seluruh larangan-Nya; serta dalam menghadapi ujian dancobaan, termasuk pula saat kita dihadapkan pada ‘kekurangan’ pasangan(suami atau istri) kita.Namun demikian, kesabaran dalam menghadapi ‘kekurangan’ pasangan kita harus dicermati dulu faktanya. Pertama: Jika kekurangan itu berkaitan dengan kemaksiatan yang mengindikasikan adanya pelalaian terhadap kewajiban atau justru me
langgar larangan Allah Swt. Dalam hal ini, wujud kesabaran kita adalah dengan menasihatinya secara makruf serta mengingatkannya untuk tidak melalaikan kewajibannya dan agar segera meninggalkan larangan-Nya. Contoh pada suami: suami tidak berlaku makruf kepada istrinya, tidak menghargai istrinya, bukannya memuji tetapi justru suka mencela, tidak menafkahi
istri dan anak-anaknya, enggan melaksanakan shalat fardhu, enggan menuntut ilmu, atau malas-malasan dalam berdakwah. Contoh pada istri: istri tidak taat pada suami, melalaikan pengasuhan anaknya, melalaikan tugasnya sebagai manajer rumahtangga (rabb al-bayt), sibuk berkarier, atau mengabaikan upaya menuntut ilmu dan aktivitas amar makruf nahi mungkar. Sabar dalam hal ini tidak cukup dengan berdiam diri saja atau nrimo dengan apa yang dilakukan oleh
pasangan kita, tetapi harus ada upaya maksimal menasihatinya dan mendakwahinya.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan, kita senantiasa mendoakan pasangan kita kepada Allah Swt.Kedua: Jika kekurangan itu berkaitan dengan hal-hal yang mubah maka hendakny
a dikomunikasikan secara makruf di antara suami-istri. Contoh: suami tidak terlalu romantis bahkan cenderung cuwek; miskin akan pujian terhadap istri, padahal sang istri mengharapkan itu; istri kurang pandai menata rumah, walaupun sudah berusaha maksimal tetapi tetap saja kurang estetikanya, sementara sang suami adalah orang yang apik dan rapi; istri kurang bisa memasak walaupun dia sudah berupaya maksimal menghasilkan yang terbaik; suami “cara bicaranya” kurang lembut dan cenderung bernada instruksi sehingga kerap menyinggung perasaan istri; istri tidak bisa berdandan untuk suami, model rambutnya kurang bagus, hasil cucian dan setrikaannya kurang rapi; dan sebagainya. Dalam hal ini kita dituntut bersaba
r untuk mengkomunikasikannya, memberikan masukan, serta mencari jalan keluar bersama pasangan kita. Jika upaya sudah maksimal tetapi belum juga ada perubahan, maka terimalah itu dengan lapang dada seraya terus mendoakannya kepada Allah Swt. (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 19).
Rasulullah saw. bersabda:Janganlah seorang suami membenci istrinya. Jika dia tidak menyukai satuperangainya maka dia akan menyenangi perangainya yang lain. (HR Muslim).Inilah
tuntunan Islam yang harus dipahami oleh setiap Mukmin yang inginrumahtangganya diliputi dengan kebahagiaan, cinta kasih, ketenteraman, danlanggeng.

Category:
��
23.55 | Posted in

Detik waktu bersama kelahiran seorang bayi dihiasi tangisan.
Nyaring berkumandang menghiasi telinga si IBU. Merakah tersenyum hatinya gembira penawar sakit dan lesu serta berjuang dengan Maut. Lalu mulailah sebuah kehidupan yang baru didunia dengan sebuat resiko pahit dan kejamnya kehidupan ini, bercucurkan darah dan tetes air mata.Air mata adakalanya penyubur hati, penawar duka. Adakalanya buih kekecewaan yang menghimpit perasaan dan kehidupan ini. Air mata seorang manusia hanyalah umpama air kotor diperlimpahan. Namun setetes air mata kerana takut kepada ALLAH persis permata indahnya gemerlapan terpancar dari segala arah dan penjuru.
Penghuni Syurga ialah mereka yang banyak mencucurkan air mata Demi ALLAH dan Rasulnya bukan semata karena harta dan kedudukan.Pencinta dunia menangis karena dunia yang hilang. Perindu akhirat menangis karena dunia yang datang. Alangkah sempitnya kuburku, keluh seorang batil, Alangkah sedikitnya hartaku, kesal si hartawan (pemuja dunia).
Dari mata yang mengintai setiap kemewahan yang mulus penuh rakus, mengalirlah air kecewa kegagalan. Dari mata yang redup merenung Hari Akhirat yang dirasakan dekat, mengalirkan air mata insaf mengharap kemenangan, serta rindu akan RasulNya.“Penghuni Syurga itulah orang-orang yang menang.” (al-Hasr: 20)Tangis adalah basahan hidup,justru: Hidup dimulakan dengan tangis, Dicela oleh tangis dan diakhiri dengan tangis. Manusia sentiasa dalam dua tangisan.Sabda Rasulullah s.a.w. “Ada dua titisan yang ALLAH cintai, pertama titisan darah para Syuhada dan titisan air mata yang jatuh kerana takutkan ALLAH.”Nabi Muhammad bersabda lagi : “Tangisan seorang pendosa lebih ALLAH cintai daripada tasbih para wali.”
Oleh itu berhati-hatilah dalam tangisan,kerana ada tangisan yang akan mengakibatkan diri menangis lebih lama dan ada tangisan yang membawa bahagia untuk selama-lamanya. Seorang pendosa yang menangis kerana dosa adalah lebih baik daripada Abid yang berangan-angan tentang Syurga mana kelak ia akan bertakhta.Nabi bersabda : “Kejahatan yang diiringi oleh rasa sedih, lebih ALLAH sukai dari satu kebaikan yang menimbulkan rasa takbur.”Ketawa yang berlebihan tanda lalai dan kejahilan. Ketawa seorang ulamak dunia hilang ilmu, hilang wibawanya. Ketawa seorang jahil, semakin keras hati dan perasaannya.Nabi Muhammad bersabda : “Jika kamu tahu apa yang aku tahu nescaya kamu banyak menangis dan sedikit ketawa.”
Seorang Hukama pernah bersyair : “Aku heran dan terperanjat, melihat orang ketawa karena perkara-perkara yang akan menyusahkan, lebih banyak daripada perkara yang menyenangkan. ”Salafussoleh menangis walaupun banyak beramal,takut- takut tidak diterima ibadatnya, kita ketawa walaupun sadar diri kosong daripada amalan.Lupakah kita Nabi pernah bersabda : “Siapa yang berbuat dosa dalam ketawa, akan dicampakkan ke neraka dalam keadaan menangis.”Kita gembira jika apa yang kita idamkan tercapai. Kita menangis kalau yang kita cita-citakan terabai. Nikmat disambut ria, kedukaan menjemput duka.Namun,Allah s.a.w. telah berfirman : ” Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, pada hal ianya amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (AL-BAQARAH : 216)Bukankah Nabi pernah bersabda: “Neraka dipagari nikmat, syurga dipagari bala.”Menangislah wahai diri, agar senyumanmu banyak di kemudian hari. Kerana engkau belum tahu, nasibmu dihizab kanan atau hizab kiri. Di sana, lembaran sejarahmu dibuka satu persatu, menyemarakkan rasa malu berabad-abad lamanya bergantung kepada syafaat Rasulullah yang dikasihi Tuhan.
Kenangilah, sungai-sungai yang mengalir itu banjiran air mata Nabi Adam yang menangis bertaubat, maka suburlah dan sejahteralah bumi kerana terangkatnya taubat.Menangislah seperti Saidina Umar yang selalu memukul dirinya dengan berkata: “Kalau semua masuk ke dalam syurga kecuali seorang, aku takut akulah orang itu.”Menangislah sebagaimana Ummu Sulaim apabila ditanya : “Kenapa engkau menangis?”“Aku tidak mempunyai anak lagi untuk saya kirimkan ke medan Perang,” jawabnya.Menangislah sebagaimana Ghazwan yang tidak sengaja terpandang wanita rupawan. Diharamkan matanya dari memandang ke langit seumur hidup,lalu berkata : “Sesungguhnya engkau mencari kesusahan dengan pandangan itu.”Ibnu Masud r.a.berkata : “Seorang yang mengerti Al-Quran dikenali waktu malam ketika orang lain tidur,dan waktu siangnya ketika orang lain tidak berpuasa, sedihnya ketika orang lain sedang gembira dan tangisnya di waktu orang lain tertawa. Diamnya di waktu orang lain berbicara, khusuknya di waktu orang lain berbangga, seharusnya orang yang mengerti Al Quran itu tenang,lunak dan tidak boleh menjadi seorang yang keras, kejam, lalai, bersuara keras dan marah.
Tanyailah orang-orang soleh mengapa dia tidak berhibur : “Bagaimana hendak bergembira sedangkan mati itu di belakang kami, kubur di hadapan kami, kiamat itu janjian kami, neraka itu memburu kami dan perhentian kami ialah ALLAH.”Menangislah di sini, sebelum menangis di sana!!!…
Category:
��
03.00 | Posted in

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demiselembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya.
Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah isapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.”Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh saw?
Category:
��
02.47 | Posted in

Istri yang shalehah adalah yang mampu menghadirkan kebahagiaan di depan mata suaminya, walau hanya sekadar dengan pandangan mata kepadanya. Seorang istri diharapkan bisa menggali apa saja yang bisa menyempurnakan penampilannya, memperindah keadaannya di depan suami tercinta. Dengan demikian, suami akan merasa tenteram bila ada bersamanya.
Mendapatkan istri shalehah adalah idaman setiap lelaki. Karena memiliki istri yang shalehah lebih baik dari dunia beserta isinya. ”Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri shalehah.” (HRMuslim dan Ibnu Majah).
Di antara ciri istri shalehah adalah, pertama, melegahkan hati suami bila dilihat. Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegahkan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).
Kedua, amanah. Rasulullah bersabda, ”Ada tiga macam keberuntungan (bagiseorang lelaki), yaitu: pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu lihat melegahkan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu …” (HR Hakim).
Ketiga, istri shalehah mampu memberikan suasana teduh dan ketenangan berpikir dan berperasaan bagi suaminya. Allah SWT berfirman, ”Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya.Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan)Allah bagi kaum yang berpikir.”(QS Ar Rum [30]: 21).
Beruntunglah bagi setiap lelaki yang memiliki istri shalehah, sebab ia bisa membantu memelihara akidah dan ibadah suaminya. Rasulullah bersabda,”Barangsiapa diberi istri yang shalehah, sesungguhnya ia telah diberi pertolongan (untuk) meraih separuh agamanya. Kemudian hendaklah ia bertakwakepada Allah dalam memelihara separuh lainnya.” (HR Thabrani dan Hakim).Namun, istri shalehah hadir untuk mendampingi suami yang juga shaleh. Kita,para suami, tidak bisa menuntut istri menjadi ‘yang terbaik’, sementara kita sendiri berlaku tidak baik.
Mari memperbaiki diri untuk menjadi imam ideal bagi keluarga kita masing-masing.
Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. ( Al Qur’an, Surah Al ‘Ashr )
“Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu; pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu; pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu;pergunakan hidupmu sebelum datang matimu.” ( Rosulullah Muhammad SAW )
Category:
��
00.47 | Posted in

Impian akan mengarahkan kita kemana akan melangkah, bagaimana akan berbuat dan bersikap. Dengan impian kita akan tau dimana titik akhir dari perjuangan. Dan segera setelah mencapai impian itu, kita dapat menggantikannya dengan impian lain yang belum tercapai.
Sahabat, dalam meraih impian, kita perlu strategi dan peta. Sehingga saat berjalan dan bertemu dengan hambatan, kita dapat memilih untuk melompatinya ataukah memutarinya dan mengambil jalan lain. Tanpa mengubah impian, hanya mengubah arah jalan saja.Bayangkan anda berada di tengah samudera di atas sebuah speedboat.Lima puluh kilometer di depan anda adalah sebuah pulau, dan dipulau itu terdapat semua yang anda inginkan dan cita-citakan.Semua impian anda. Dan satu-satunya cara untuk mendapatkan itusemua adalah sampai ke pulau tersebut. Pulau itu ada di belakangcakrawala. Tapi cakrawala yang mana…?
Masalahnya adalah anda tidak punya kompas, peta, radio, telepon,dan anda tidak tahu mana arah ke pulau tersebut. Arah yang salahakan membuat anda melenceng jauh sekali dari pulau impian,sementara di sekeliling anda yang terlihat cuma laut dan langit.
Dalam dua jam, anda bisa saja telah sampai di pulau impian.Tetapi bila anda salah arah – anda bisa kehabisan bahan bakarsebelum bisa mencapai pulau impian.
Hidup tanpa tujuan yang jelas, tanpa mengetahui dan mengertikegunaan hidup anda – adalah sama dengan dilema pulau impian.Semua impian anda sebenarnya bisa tercapai, namun untuk mencapainyaanda harus mengetahui peta impian. Yaitu apa, di mana, dan bagaimana mencapainya. Anda mutlak mengetahui arah untuk mencapainya. Tentukan peta anda sekarang – untuk dapat mencapai impian anda. Buat seteliti dan seakurat mungkin – dan selanjutnya anda tinggal mengarahkan speedboat anda ke pulau impian…
Untuk selanjutnya, Anda meraihnya, merengkuhnya, dan tersenyum dengan bangga, “Inilah impianku, dan aku telah mendapatkannya.”==========
Sahabat, berhentilah sejenak dan mari kita saling mendoakan,doa untuk sahabat kita, orang tua kita, orang yang kita cintai, serta tak lupa admin web ini .
Semoga peta menuju impian hidup yang kita rancang, diridhoi Allah SWT. Kita sadari tubuh kita, nyawa kita dan nafas kita, sepenuhnya adalah miliknya. Tiada satupun peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, tanpa ridhoNya.
Selamat berjuang sahabat… Impian itu, sudah rindu untuk kita rengkuh, dan kita peluk.
Category:
��
00.30 | Posted in

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidakditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silamakhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Maha Suci Allah yang Maha MenciptakanSungai dalam Laut
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”

Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.
Category:
��