01.45 | Posted in
Avicenna, begitu orang-orang Barat memanggil dan menyebut Ibnu Sina,seorang tokoh Islam abad ke 10 yang terkenal dengan ilmu perobatan dan kedokterannya. Jika orang-orang Barat berlaku jujur, tak lengkap rujukan mereka tanpa menyebut Ibnu Sina. Ibnu Sina telah menjadi bahagian tak terpisahkan dari perkembangan ilmu kedokteran dunia.
Ibnu Sina pernah menulis sebuah buku dengan judul, Al Qanun fi al Tibb.Sebuah buku tentang ilmu kedokteran yang menjadi rujukan banyak ilmuwan.Orang Barat menyebut buku ini dengan sebutan "The Canon", entah karena kehebatan buku ini atau pindahan kata dari Al Qanun, tapi yang jelas,buku ini sangat dahsyat pada zamannya. Abu Ali al Husain ibn Abdallah ibnu Sina, itulah nama lengkap Ibnu Sina.Ia lahir di Afsana, sebuah kota kecil dekat dengan kota Bukhara, tempatasal ahli hadits ternama Bukhari, pada tahun 981. Ibnu Sina, saat berumur sepuluh tahun, ia sudah hafal AL Qur'an dan sudah pula belajar tentang ilmu kedokteran. Entah kenapa, banyak tokoh Islam ternamaberhasil menghafalkan Al Qur'an saat usianya sepuluh tahun. Mungkin bagi mereka umur 10 tahun lebih penting keadaannya berbanding 17 tahun seperti saat ini. Karena saat sepuluh tahun itulah angka umur mereka bertambah satu digit lagi. mungkin sampai wafat nanti, umur mereka taksampai bertambah satu digit lagi. Tak hanya belajar ilmu kedoktoran, di usianya yang masih sangat beliaitu ia juga belajar tentang logika dari gurunya Abu Abdallah Natili,seorang filosof terkenal zaman itu. Ibnu Sina benar-benar mengagumkan,sangat muda, tapi sangat berbakat. Ia menunjukkan minat dan keahliannyadi bidang-bidang yang ia tekuni. Seorang remaja dengan pengetahuan kedokteran yang tinggi serta kedalaman ilmu agama, begitu kalangan sekitar mengenal Ibnu Sina. Pada saat usianya mencecah tujuh belas tahun, Allah memberinya jalan yang tak pernah ia duga sebelumnya. Ibnu Sina berhasil menyembuhkan penyakit raja Bukhara saat itu, Nooh ibnu Mansoor. Ini benar-benarkaromah Allah, sebab banyak tabib dan ahli tak berhasil meyembuhkan penyakit sang raja sebelumnya. Sebagai penghargaan sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana,paling tidak untuk sementara selama sang raja dalam proses penyembuhan.Tapi Ibnu Sina menolaknya dengan halus, sebagai gantinya ia hanya meminta izin untuk mengunjungi sebuah perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Siapa sangka, dari sanalah ilmunya yang luas ditambah lagi. Ibnu Sina selain terkenal sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama dan kedokteran, ia juga ahli matematika. Tak hanya itu, ia pun seorang filosof sekaligus ahli di bidang astronomi, juga seorang pustakawan dan ahli psikatri yang handal. Ibnu Sina juga terkenal sebagai seorang pengembara. Setelah kematianayahnya ia mulai berkelana, menyebarkan ilmu dan mencari ilmu yang baru.Tempat pertama yang menjadi tujuannya setelah hari duka itu adalahJurjan, sebuah kota di Timur Tengah. Di sinilah ia bertemu denganseorang sastrawan dan ulama besar Abu Raihan Al Biruni. Al Biruni,adalah guru baru dengan ilmu yang baru pula bagi Ibnu Sina. Setelah Jurjan dan Al Biruni, tak lama Ibnu Sina melanjutkan lagi Tourof Dutynya. Rayy dan Hamadan adalah kota selanjutnya, sebuah kota dimana karyanya yang spektakular The Canon mulai dituliskan. Di tempat ini pulaIbnu Sina banyak berjasa, terutama pada raja Hamadan. Seakan tak pernahlelah, ia melanjutkan lagi pengembaraannya, kali ini daerah Iran menjadi tujuannya. Di sepanjang jalan yang dilaluinya itu, banyak lahir karya-karya besar yang memberikan manfaat besar pada dunia ilmu kedokteran khususnya. Tak berlebihan sebetulnya Ibnu Sina mendapat julukan Bapa Kedoktoran Dunia. Karena selain perkembang dunia perubatan awal tak bisa terlepasdari nama besar Ibnu Sina, ia juga banyak menyumbangkan karya-karya asli dalam dunia kedoktoran. Dalam The Canon misalnya, ia menulis eksiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan dan obat-obatan. Ia juga adalah orang yang memperkenalkan penyembuhan secarasistematis, dan ini dijadikan rujukan selama tujuh abad lamanya.Begitulah contoh jika ilmu-ilmu Allah dipelajari dan diamalkan denganbenar. Ibnu Sina pula yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertema kalinya. Dan dari sana ia berkesimpulanbahwa, setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kakikuku saling berhubungan. Lebih khusus lagi, ia mengenalkan dunia kedoktoran pada ilmu yang sekarang diberi nama pathology dan farma, yang menjadi bagian penting dari ilmu kedoktoran. Subhanallah, Ibnu Sina benar-benar luar biasa. Selain ilmu dan karya yang telah disebutkan di atas ternyata masih banyak lagi yang tersisa,dan semuanya penting serta vital pula. Ia adalah orang yang pertama kalimerumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa ada kaitan dansaling mendukung. Ia juga orang yang pertama kali mengatakan dan memisah-misah seluruh bahagian dari mata. Maka kalau kita sekarang mengenal kornea, pupil, retina, lensa optik dan setiap bagian dari mata,seharusnya kita berterima kasih pada Ibnu Sina. Pendeknya, karya IbnuSina, The Canon telah menjadi "kitab suci" dalam dunia kedoktoran sampai saat ini. Selain The Canon, ada satu lagi kitab karya Ibnu Sina yang tak kalah dahsyatnya pula. Ibnu Sina's Kitab As Sifa, begitu judulnya. Sebuah kitab tentang cara-cara pengobatan sekaligus obatnya. Kita ini di dunia ilmu kedoktoran menjadi semacam ensiklopedia filosopi dunia kedoktoran.Dalam bahasan latin, kitab ini di kenal dengan nama "Sanatio". Kini hampir sepuluh abad sudah Ibnu Sina meninggalkan kita, tapi ilmudan karyanya sampai sekarang masih berguna. Kita generasi muda Islam,tak cukup hanya bangga mempunyai Ibnu Sina, tapi bagaimana kita menjadi Ibnu Sina muda yang jadi acuan dunia dan meninggikan kalimat Ilahi. Ibnu Sina memang telah meninggalkan kita sejak tahun 1073 lalu, di kotayang dicintainya, Hamadan. Tapi sebenarnya ia masih menemani dan membimbing kita, khususnya orang-orang yang menekuni dunia kedoktoran.Kelak jika kita diberi kesempatan Allah berkunjung ke Paris, pasti kitaakan temui foto Ibnu Sina terpampang dengan gagah di gedung fakulti
kedokteran yang megah. Semoga Allah merahmatinya.
Category:
��

Comments

0 responses to "Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Dunia"